Jumat, 14 Maret 2008

Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Malaysia


Dengan anggapan kemenangan partai oposisi Malaysia pada pemilu tanggal 8 Maret 2008 kemarin akankah membawa perubahan signifikan bagi kehidupan tata negara dan demokrasi Malaysia. Sekitar 10,92 juta pemilih terdaftar memberikan suaranya untuk 222 kursi parlemen dan 505 kursi negara bagian. Para pemilih terdaftar itu mendatangi 7.950 TPS. Memang, penghitungan suara, Barisan Nasional, koalisi yang memerintah pemerintah saat ini hanya meraih 139 dari 222 kursi parlemen. Jumlah tersebut kurang dari dua per tiga total yang diperlukan untuk dapat mengontrol parlemen dan mengubah undang-undang. Aliansi oposisi menganggap 82 kursi yang diraih sebagai sebuah kemenangan. Aliansi yang menamakan diri barisan alternatif terdiri dari Partai Keadilan Rakyat, Partai Aksi Demokrasi, dan Partai Islam se-Malaysia ini memperoleh mayoritas kursi di lima negara bagian. Hasil pemilu ini disambut baik rakyat Malaysia dengan harapan oposisi akan mampu berbuat banyak untuk kebaikan rakyat.

Babak baru bagi kehidupan demokrasi Malaysia pun lahir. Demokrasi yang menekankan sebuah metodologis untuk menghasilkan rotasi kekuasaan dan fungsi recruitment politik tercermin dalam pemilu kali ini. Barisan Nasional menjalankan fungsi alat politik cukup superior memimpin Malaysia. Barisan Nasional sebagai koalisi yang memerintah Malaysia sejak merdeka pada 1957 akhirnya akan mengalami kesulitan karena akan berhadapan dengan kelompok oposan di parlemen. Artinya terbuka keran lebar bagi kelompok oposan untuk masuk dalam jabatan politik dan menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Terbongkarnya tirani koalisi partai penguasa negara yang pada awalnya menyerupai keberadaan Golkar di era orde baru yang sulit digoyang. Namun kini ada secercah harapan yang menyediakan ruang bagi keinginan minoritas untuk bersuara dalam struktur kelembagaan negara di parlemen.

Keberadaan barisan nasional dalam lingkaran kehidupan politik negara memang sebelumnya cukup dominan. Barisan nasional (National Front) adalah sebuah gabungan partai-partai politik yang dibentuk pada 1973 kelanjutan Partai Perikatan (Alliance), partai ini telah memerintah Malaysia sejak kemerdekaan tanpa terputus. Pada Desember 2003, partai anggota Barisan Nasional adalah: United Malays National Organization Organization (UMNO), Malaysia Chinese Association (MIC), Gerakan Rakyat Malaysia, People’s Progressive Party, Parti Pesaka Bumiputera Bersatu, Sarawak United People’s Party, Parti Bersatu Sabah, Liberal Democratic Party, Parti Bersatu Rakyat Sabah, United Pasokmomogun Kadazandusun Murut Organizatio, Sarawak Progresif Democratic Party. Partai ini melanggengkan kekuasaannya hingga saat ini.

Kekalahan barisan nasional banyak di nilai tidak hanya berasal dari kekecewaan warga terhadap kinerja dan kebijakan pemerintah yang berkuasa saat ini –Pemerintahan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi-, hingga tokoh Barisan Nasional Mahattir mengklaim ini sebagai bentuk kesalahan tunggal penjabat Perdana Menteri saat ini. Akan tetapi, kekalahan tersebut juga di sebabkan oleh penerapan strategi politik yang tidak efektif dalam mendapatkan simpati khalayak pemilih oleh mesin politik partai. Partai Keadilan Rakyat (PKR) tampak lebih bersuara dan mendominasi wilayah-wilayah kampanye dengan kehadiran para tokohnya ke titik-titik atau kantong-kantong kuat yang dapat mempengaruhi hasil akhir perhitungan suara. Partai UMNO, sementara itu, memilih strategi dengan lebih menguasai dan mendominasi media massa sebagai alat untuk menyuarakan kehadiran mereka ke masyarakat luas. Dengan demikian, khalayak pemilih lebih memilih dan bersimpatik pada tatap muka langsung dengan komunikator terpercaya, yakni tokoh-tokoh di Barisan Alternatif, ketimbang mereka terbawa oleh opini yang di bangun oleh Barisan Nasional melalui saluran kampanye media massa yang justru kurang massif.

Namun, kabar mengembirakan peluang keseimbangan kekuatan di Malaysia ini –yang di tandai dengan kegagalan Barisan Nasional memperoleh suara penuh- tidak dibarengi dengan isu-isu yang masih bergulat pada persoalan etnisisme. Isu-isu etnis membanjiri bursa opini dalam pentas demokrasi negeri jiran itu. Memang dulu pernah terdapat catatan sejarah kelam konflik antaretnis di Malaysia. Memang, pernah terjadi pertikaian etnis di malaysia, lima orang tewas dan 37 cedera dalam konflik antar-etnis Melayu dan India pada 11 Maret 2001 di daerah Petaling Jaya. Konflik ditengarai oleh arak-arakan pemakaman masyarakat keturunan India melewati tempat perayaan pesta pernikahan warga melayu. Peristiwa ini merupakan yang pertama sejak Maret 1998 sejak terjadi protes kelompok Hindu Malaysia yang memprotes rencana pemindahan kuil Hindu di bagian utara nagara bagian Penang. Dalam peristiwa tersebut, 9 orang cedera.

Namun wacana etnisisme ini harusnya tidak terdapat di dalam pentas demokratis yang sehat semasa ini. Demokrasi yang menempatkan persamaan dan kebebasan hak, bukan kemudian di salah artikan ke dalam kebebasan untuk mengumpat etnis lain dan memunculkan jurang pemisah pada perbedaan yang telah ada.

Melayu merupakan mayoritas dalam penduduk Malaysia (55 persen), Cina sebanyak 30 pesren dan India sebanyak 10 persen. Penduduk keturunan India kebanyakan pekerja sebagai profesional, sementara banyak juga yang terpinggirkan dalam masyarakat Malaysia. Banyak yang mengkhawatirkan konflik antar-etnis ini akan mengulangi
peristiwa konflik etnis Cina-Melayu pada 1969. Dan sialnya, barisan nasional melalui stigma yang melekat pada Badawi, memperoleh predikat menganak emaskan etnis melayu ini.

Sistem Pemerintahan Pascapemilu

Dengan adanya perubahan komposisi di parlemen Malaysia, tentu banyak harapan untuk sebuah perubahan. Perubahan dalam skala besar ataupun kecil memiliki peluang yang sama. Perubahan skala besar di peroleh dari pembaharuan system ketatanegaraan, sedangkan skala kecil di tandai dengan perubahan norma-norma dan nilai-nilai social politik hukum dalam kehidupan bernegara.

Dapat dilihat dalam system ketatanegaraan Malaysia yang menganut sistem parlementer namun masih melestarikan pola feodal berupa dominasi raja (kerajaan) dalam struktur negara. Demokrasi parlementer suatu hal yang dapat di kenal dalam pola organisasi antara eksekutif dan legislatif yang selalu berhadapan dan berjalan berirama. Namun keberadaan kerajaan sebagai simbol negara masih dapat dipandang elemen struktural yang absolute dan otoritarian. Sebuah pandangan yang layim manakala kedudukan dan peran Yang Dipertuan Agung di Malaysia masih mencerminkan kesetengah-hatian Negara itu menjalankan system demokrasi subtansial –meskippun dalam praktek pemilihan raja menganut system “pergiliran kekuasaan” yang berasal dari 9 kerajaan yakni: Yang di Pertuan Besar dari Negeri Sembilan; Sultan Selangor, Raja Perlis, Sultan Terengganu, Sultan Kedah, Sultan Kelantan, Sultan Pahang, Sultan Johor, dan Sultan Perak. Meski, banyak Negara yang juga masih melestarikan budaya dan system kerajaan ini seperti Kerajaan Inggris Raya dengan Negara kesatuan (unitary state) berbaur dengan kerajaan (unitary kingdom) yang memiliki dua kamar terpisah : House of Commons (diketuai oleh PM) dan House of Lord (merupakan warisan keluarga kerajaan, kemudian kerajaan Jepang raya dengan Kaisar, Parlemen (kokkai), majelis tinggi (sangiin), majelis rendah (shugiin) ataupun kerajaan Arab Saudi dengan dinasti Ibnu Saud-nya, dan masih banyak berbagai Negara yang melestarikan kebudayaan dan system kerajaan ini. Kendatipun demikian, kita masih berharap bahwa perubahan akan terjadi pascapemilu terhadap keberadaan, peran, dan kedudukan kerajaan di Malaysia untuk pembaharuan kehidupan demokrasi sejati.

Satu catatan akhir untuk perubahan pascapemilu ini adalah akan lahirnya check and balances yang berjalan dengan baik. Perubahan komposisi di tubuh parlemen –banyaknya kubu oposisi dalam struktur- hendaknya mengarahkan pada hubungan eksekutif dan legislatif, di mana legislatif terus pro-aktif menjalankan fungsi pengawasan dan kontrolnya dengan baik dan efektif.

Awaludin Marwan, SH

Direktur Eksekutif

Democracy Watch Organization

Rabu, 12 Maret 2008

ayoo..cemangat^^



SEBUAH WADAH_YANG_TERDIRI_DARI
KELOMPOK_MANUSIA_YANG_BEKERJA_SAMA
UNTUK_MELAKSANAKAN_BERBAGAI_MACAM_KEGIATAN
SECARA_TERKOORDINASI_GUNA_MENCAPAI_TUJUAN_BERSAMA

Selasa, 11 Maret 2008

Antara VISI MISI dan RENSTRA.....






Begini neh.. kalo para pejuang devisa pulang kampung habis pelatihan bikin visi misi & renstra...
smoga aja hasil pelatihan renstranya berguna buat ngeyakinin visi misi hidup di negeri orang...

beuuu.. tuh anak kecil kok dibawa-bawa...
hmmm... kayak blasteran India... jgn-2 hasil hugel salah satu peserta ma majikan di india ya...
wah.. silahkan ke shelter..., siap nampung korban kok...

ttd : Dir eksekutif RP Agen PJTKI Pacivis

Senin, 10 Maret 2008

Buat alumni-2 yg nasibnya mengenaskan terutama buat gadis jepara tapi nyari jodoh di Aceh.... (halah... jauh amat.. neng..)


KATA^TERURAI_JADI_LAKU

Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekatnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka kemudian dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini kepadanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Hmmm…., begitulah cinta ketika dy terurai jadi laku, Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati…, terkembang dalam kata….terurai dalam laku… Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan gk berdaya. Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai kepalsuan dan gk nyata… Kalau cinta sudah terurai jadi laku, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam laku. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.

Semakin dalam gw merenung memaknai cinta, semakn qt temukan fakta besar ini.., bahwa cinta kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Duhhh…, gk gmpang emang menemukan cinta yang ini. Tapi harus begitulah cinta, seperti kata Adonis,

Kalau sudah pasti ada cinta di sisimu Semua kan jadi enteng Dan semua yang ada di atas tanah Hanyalah tanah jua.

Ttd.. Direktur Eksekutif Rumah Perempuan (Halah.....)

MOTTO HIDUP^_^

goes_lisant@yahoo.co.id

MOTTO HIDUP^^.....
Banyak motto hidup di dunia ini...
yang sebaris..dua baris bahkan berbaris-2..
tinggal pilih mau yg mana...

padahal kadang banyak juga orang-2 yg gak paham
untuk apa motto hidup tertanam dalam dirinya..
hmmm... bisa aja ikut-2 trend biar dikata modern..

Motto hidup..., yg menurut gw mah.., paradoks dengan
kehidupan masing-2 orang di dunia yang aneh...

"Empat sehat lima sempurna.."
"Hari ini lebih cemerlang dari hari esok..."
"ora et labora.."
"Al things have to flow"
"success is getting what you want, but happiness is getting what you want"

beuu.... gak keitung jumlah dan wujudnya...
macam-2 bentuk, fungsi dan tujuan...

kalo di suruh milih motto hidup ku apa...???

Cuma satu motto hidup yg udah ku rasakan banyak manfaat pada jaman-2 kul dulu, yang akan selalu ingat abadi selamanya

Motto hidup ku adalah :

"MOTTO GL PRO 160neotech....."


huaaaaa.... teu pararuguh lah...



Psiko-Intelektual [opini pribadi Awaludin / Luluk, diambil dari milis NGOMCP ]


Penyakit baru yang merebak waktu dekat ini tak hanya flu burung, chikungunya, dan infeksi bakteri enterobacter sakazakii pada bayi karena susu formula, akan tetapi penyakit yang justru menyerang denyut saraf otak generasi muda, yakni psiko-intelektual. Tidak banyak yang perlu dikhawatirkan dari keberadaan penyakit ini. Penyakit ini pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: maunya menang sendiri, dominasi, individualistik, kecil hati, dan merasa dirinya paling pintar (atau paling benar). Penyakit ini biasanya bersembunyi di balik tirai besi kebebasan. Menyuarakan kebebasan hingga pada akhirnya menjadi keblabasan, dan manyatakan paham pada semangat perjuangan dan nilai-nilai demokrasi yang kemudian dikhianati dengan demo yang crazy [democrazy].

Sungguh naif apabila kita berfikir maka kita ada, sebuah pemahaman filosofis yang kemudian di telan mentah-mentah tanpa adanya pemenuhan hak sosial politik orang lain, sehingga toleransi membeku dan kenyamanan pun jauh. Bahkan ironisnya, kecenderungan untuk memikirkan pendapat orang lain tidaklah benar dan apa yang menjadi pemikiran dirinya sendiri haruslah diikuti dan mengarahkan pada apa yang disebut kebenaran absolut.

Dimana letak kebingungan itu? Pertanyaan yang cukup wajar dilontarkan lantaran psiko-inteletual menjadi wahana subur bagi kekerasan internal dalam otak manusia yang diklaim sebagai cendekiawan muda ini.Cak Nun mengkonstatasikan bahwa kebingungan terletak dalam arti diri kita, menempatkan kebenaran itu adalah sesuai dengan asumsi kita, keinginan kita, dan kepentingan kita. Demikianlah menjadikan manusia itu puas sementara waktu namun keterasingan dan kemelaratan ilmiah karena pemikiran jalanan yang tak konstruktif dan sama sekali tak manfaat.

Aras pemikiran mana yang paling baik? Tidak ada aras pemikiran yang paling baik. Hanya ada mereka yang berfikir manfaat dengan landasan yang kuat dan menggugat sesuatu hal bukan karena kepentingan dan nafsu diri sendiri akan tetapi untuk kepentingan umat. Kita semua hampir sepakat bahwa para filosof yang berpikir dengan konsep paling dasar baik ontologi, epistemlogi, dan aksiologi tak luput pada ajarannya yang menjunjung tinggi nilai-nilai asasi manusia, mereka dari barat ke timur, seperti halnya Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Rene Descartes, Immanuel Kant, George Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friendrich, Nietzche, dan Jean paul Sartre, menuju ke filusuf tengah: Avicenna (Ibu Sina), Ibnu Tufail Kahlil Gibran, dan Averroes kemudian Para filosof ketimuran seperti Siddharta Gautama, Bodhidharma, Kong hu cu, Zhuang Zi, dan Mao Zedong adalah sederetan filosof terkemuka dunia yang dalam hidupnya mendahulukan keinginan pemberdayaan dan pembaharuan sistem dengan cantik dan elegan. Bukan memaksakan keinginan untuk mengikuti pikirannya.

Awaludin Marwan, SH
Saudara kembar sial Barack Obama Senator Illionis, cuma beda nasib

Sabtu, 08 Maret 2008

Kenangan di NMCP 10 [diambil dari blog pribadi Idzma M ]

Non government organization management certificate program (NGO MCP) atau sering juga disingkat dengan NMCP adalah program pelatihan manajemen untuk manajer LSM/NGO se-Indonesia. Saya beruntung bisa ikut pelatihan ini di angkatan 10. Pelatihan yang diadakan oleh PACIVIS UI dan disponsori oleh Citibank dan NDI ini berlangsung sejak tanggal 12 Februari hingga 24 Februari 2008 di Wisma Makara UI. Banyak pengalaman dan kenangan yang saya dapat dari pelatihan ini, selain ilmu baru tentunya. Bertemu teman-teman aktivis NGO dari berbagai pelosok indonesia, dengan berbagai keragaman budaya, dan ideologisnya. Setelah lebih dari 7 tahun terkungkung dalam “tempurung struktur” akhirnya saya kembali melihat dunia luar. Coba belajar dari orang-orang yang tidak hanya berbeda ide namun jelas-jelas berbeda ideologi dengan ku sungguh menyenangkan.

Hari pertama kami hanya check in, lalu ada perkenalan antar sesama peserta dan kemudian malamnya ada makan malam di restoran Mang Engking. Udang galah dan udang madunya muantab banget. Disini peserta terlihat masih malu-malu, kami belum membuka dirinya walaupun ada beberapa peserta yang sudah mulai saling akrab (atau sok akrab ya?). Eh, ternyata saya duduk di sebelah gadis geulis berjilbab, ternyata namanya Fika dari PATTIRO Magelang.

Hari kedua kami dicecoki dengan keynote speech Pak Ismid Hadad tentang hubungan NGO dengan CSR. Lalu dilanjutkan dengan materi ke-NGO-an yang isinya dari mulai ideologi NGO, sejarah NGO hingga daur hidup NGO, materi yang diisi oleh Bang Ikhsan Malik ini merupakan materi pembuka sebelum kami “nyemplung” dengan materi-materi berat selanjutnya. Hari ini juga merupakan awal siksaan bagi kami, malam hari setelah materi kami harus menyusun materi tentang peluang dan ancaman LSM di masa depan. Awal dari waktu-waktu bergadang kami, diskusi yang panas baru selesai sekitar tengah malam. Disini mulai Terlihat siapa-siapa yang bermental “petarung” dan tidak. Disini mulai dipilih ketua kelas kami. Charles si tukang ngocol dipilih jadi ketua kelas kami di minggu pertama.

Hari ketiga Bang Ikhsan masih mengisi lalu disusul oleh Mbak Dian dengan materi pengantar manajemen dan renstra. Oh ya hari ini saya bertugas sebagai piket. Tugasku menjadi pembawa review pagi, time keeper dan ice breaker. Wihiw seru euy!!!peserta saya ajak senam teko…..senam andalannya anak-anak SPACE COMM he..he.he….terus bikin yel-yel angkatan...

Hari ini materi mulai njlimet dan membuat kening berkerut. Kami dibagi menjadi 5 kelompok yang membahas berbagai macam isu. Saya bergabung dengan kelompok Sorak Hutan di isu lingkungan, kemudian ada PAPI di isu HAM, Teropong dan derap di isu good governance dan Rumah Perempuan di isu gender. Pertarungan sudah dimulai. Saya bergabung bersama pak Bobby sang peneliti dari IIEE, Ika dari Menonite Aceh, Riswan dari LSM KOMPOS Palu, Kang Asep dari perkumupulan HUMA Jakarta, Juno dari IGJ dan juga pak Jason dari Manokwari papua. Perpaduan yang pas!!! Hampir semua meruapakan aktivis lingkungan. Perpaduan antara pengalaman Kang Asep dan Pak Bobby yang aktivis senior dengan semangat belajar Ika, Riswan, Juno dan saya yang aktivis junior serta Pak Jason yang menguasai medan di Papua membuat kelompok ini menjadi kompak dan saling mengisi.

Hari keempat kami masih bicara masalah renstra dan bener-bener membuat otak dan kening kami berkerut. Kami bicara dari mulai membuat visi hingga membuat rencana strategis lembaga. Untung ada Pak Bobby dan Kang Asep yang sudah berpengalaman bisa membimbing kami yang masih muda-muda dan mulai overload.

Hari kelima, setelah pembahasan hasil diskusi tentang renstra bersama Bang Lili Hasanuddin dari YAPPIKA, kini saatnya bicara manajemen proyek bersama Bang Riza Primahendra dari Bina Swadaya. Kami dapat ilmu baru tentang analisa proyek. Bagaimana membuat pohon masalah dan pohon tujuan lalu dikembangkan menjadi logframe, ZOPP, RBM dan PCM. Wuahh….otak kaya mau pecah!!pusing……. dengan susah payah akhirnya kelompok kami berhasil menyelesaikan membuat analisa ZOPP jam 22.30 malam. Dan ternyata ada kelompok yang baru selesai mengerjakannya pukul 2 dini hari!!! Itupun Pak Bobby harus turun tangan sebagai konsultan mereka! Dan dasar aktivis LSM, kelompok yang sudah selesai tidak langsung tidur namun masih ngobrol ngalor ngidul nggak karuan.

Hari keenam, pendalaman materi manajemen proyek. Kami banyak dapat masukan dalam membuat budget program dan proposal program dari Pak Riza. Wik wiw hari ini minggu pertama selesai. Nanti malam saatnya acara bebas. Setelah makan malam kami bikin karaokean di ruang acara. Untung saya punya kabel sound system jadi bisa langsung colok ke laptop dan kami bisa nyanyi bersama. Beberapa orang yang malas karaokean akhirnya membuat acara genjreng-genjreng gitar di depan ruangan dan ngobrol ngalor ngidul tentang banyak hal. Lho….ternyata karaokean berubah menjadi bioskop gratisan…….dasar ga mau rugi!!:p

Setelah libur di hari ketujuh, hari kedelapan mulai kembali pertempuran minggu ke dua. Hari ini masuk materi manajemen SDM NGO. Yang ngisi, Indri dari USAID. Kami belajar mengenai rekrutmen, manajemen konflik dan manajemen relawan. Tekanan sudah mulai berkurang karena tugas-tugas sudah tidak menumpuk. Kami hanya dapat tugas membuat iklan rekrutmen relawan. Saya sudah biasa membuat iklan rekrutmen relawan untk Lp2i dan GOTEaM. Lucunya ada seorang peserta yang berkata kalo banyak materi di pelatihan ini ga penting karena merasa sudah pernah mendapatkannya, terutama materi manajemen SDM hari ini. Lalu saya bersama mba elly yang psikolog iseng-iseng mancing dia dengan pura-pura bego bilang “ Duh…kalian kan memang sudah hebat, tapi saya dan Mbak Elly kan masih harus belajar, jadi kami masih pengen belajar materi tadi”. Eh dia masih tetap ngotot bahwa materi tadi tetap nggak penting. Setelah dia tidak ada, saya dan Mbak Elly cuma bilang, “Ga tau dia, kita juga udah hapal diluar kepala materi tadi”. Hue..he..he…:D

Hari ke sembilan. Hari ini kita akan bicara manajemen anggaran bersama bang Pahala Nainggolan dari Yayasan Tifa. Kita bicara tentang budgeting hingga akuntabilitas keuangan. Huaa….pusing dah kalo udah bicara anggaran dan keuangan. Saya paling ga suka keuangan. Di materi ini kayanya cuma Eva dari YTLI yang ga pusing. Ya iyalah…..dia kan bagian keuangan di LSM-nya. Lucunya dengan temanku yang satu ini, saat pelatihan, LSM-nya sedang diaudit. jadi dia ikut pelatihan sambil bawa berkas-berkas keuangan LSMnya dan sambil dikejar-kejar auditor!! Hue.he..he… nanti saya coaching keuangan ke kamu ya va……….:)

Hari ini kembali ada pergantian ketua kelas. Mama Lisa menjadi ketua kelas menggantikan Charles!!Wihiw…malam pertama jadi ketua kelas dia mentraktir kami martabak dan duren!!! Jadi nyesel kenapa ga milih dia jadi ketua dari awal. Mama Lisa yang awalnya pulang pergi ke rumahnya di Jakarta, sekarang jadi nginep di hotel bersama “anak-anaknya”. Kebersamaan kembali terbangun lebih erat. Malam ini biro jodoh semakin buas….anak-anak yang saling jodoh-jodohin teman-temannya dari awal pelatihan semakin memperbuas serangannya. Yang kena sasaran ialah antara F dan L atau R dan L, I dan C, serta E dengan R. dan muncul persaingan antara I dan R memperebutkan F (pake inisial aja ya biar ga timbul konflik ). Walaupun bercanda, tapi ternyata cukup panas lho. Bodor pisan lah!!

Hari ke sepuluh. Saatnya bicara canvassing dan manajemen konstituen. Nah lho…..Mbak Joyce dari NDI yang ngisi materinya ternyata nggak terlalu PD dan kurang menguasai kelas. Jadi bisa diintervensi beberapa peserta yang memang kritis. Duh kasian Mbak satu ini, beberapa kali dibantai oleh beberapa peserta yang memang aktivis LSM senior. Yang ditunggu tiba, saatnya mempraktekkan survey tentang LSM di kampus UI. Dan ternyata saya yang jauh lebih junior dari pak amri bisa mandu beliau bagaimana melakukakan survey. Ternyata ini adalah survey pertama beliau. Wawancara pun beliau masih gagap. Ternyata pengalaman jadi wartawan berguna besar disini. Lucunya ketika hasil survey dipublish, banyak yang protes dengan hasilnya

Hari kesebelas kita bicara tentang jaringan kerja LSM. Yang ngisiBang Stanley dari KOMNAS HAM. Materi bagus banget nih!!tentang bagaimana membangun aliansi dengan pemerintah, perusahaan, masyarakat dan elemen-elemen lainnya.

Sorenya kami berlatih menghadapi media bersama uni Devi dari HUMAS UI. Keren neh…..kami bicara tentang bagaimana melakukan press release dan press confrence. Bagaimana menghadapi media ternyata sulit juga. Hue….he…jadi inget waktu nyecer narasumber ketika masih jadi reporter EI. Ga enak juga ya dicecar pertanyaan kritis…hue…he..he….:D
Malamnya kami ternyata tidak bisa tidur. Saya bergabung dengan beberapa orang bertugas merancang acara akhir. Edun pisan!!kami bikin parodi yang kacrut banget. Kejadian-kejadian selama pelatihan diceritakan kembali dengan konyol. Wah sampe jam 2 pagi nggak tidur bikin skenario dan dubbing suara. Saya dengan whitemacbook-ku kebagian sebagai tukang edit suara. Duuh susyeh ye ngatur supaya suaranya pas. Apalagi ini pertama kali saya melakukan editing!!!! Gebleknya karena dialognya konyol, akhirnya banyak harus ngulang ambil scene-nya karena ga kuat nahan tertawa!!!! Tapi asyiknya Mama Lisa membelikan kami 3 toping Pizza Hut!!! Hmmmm……muantab!!!!

Hari keduabelas saatnya bicara manajemen fundraising bersama bersama Mbak Miranti Maruto dari NDI (di parodi kami, dia diplesetin jadi Mari Meronta). Seru nih….sharing tentang bagaimana fundraising dari dana masyarakat, PEMDA, perusahaan, NGO lokal hingga donor asing. Juga ada share dengan Yayasan Kusuma Bangsa yang bisa mandiri tanpa donor. Di akhir sesi, kami roleplay membuat media promosi. Saya dan Pak Bobby yang kebetulan punya banyak gambar lingkungan membuatnya menggunakan komputer, sedangkan kelompok lain membuatnya dari potongan-potongan gambar koran. Curang dikit nggak apa-apa kan…hue..he..he… Malamnya kembali kami isi suara untuk acara besok. Kekuatan kami bertambah dengan masuknya Fika ke dalam tim acara. Hari ini juga sudah ada kasak-kusuk untuk menyambut ulang tahun Mbak Dian yang ke 35 sabtu esok. Malamnya kami sepakati membuat kejutan. Pukul 00.00 dini hari peserta sudah kumpul dengan lilin di ruang pertemuan. Skenarionya, Fikri dan agus pura-pura berantem lalu Ika dan Upe akan menjerit-jerit histeris memanggil Mbak Dian masuk ke ruang pertemuan. Ketika skenario dijalankan, tiba-tiba yang keluar kamar bukan Mbak Dian, tapi Mas Danang suaminya. Nah lho!!! Fikri dipisah oleh Mas Danang, bukan Mbak Dian. Untung saja rencana berjalan mulus ketika Mbak Dian akhirnya berhasil dipancing keluar kamar. Lampu serentak dinyalakan dan ucapan ulang tahun pun disampaikan. Walah……anak-anak dengan celetukan nakalnya mengisi malam itu. Yang pasti kue tart lezat menjadi santapan kami malam itu. Selesai acara mba dian. Kami kembali kerja membuat dubbing acara dan baru selesai pukul 4 dinihari!!!edun!!!!! jadi pesan moralnya ialah……JANGAN BELI DVD BAJAKAN!!!! BIKINNYA SUSAH TAU!!!!!

Hari ketiga belas diisi dengan materi CSR dari Tom Malik dari Newmont, Ery dari UI dan Tonton dari Accor Hotel. Walah-walah sesi ini malah jadi “pengadilan” bagi pak Tom Malik dari Newmont karena telah dianggap merusak lingkungan dan CSR dianggap sebagai topeng untuk menutupi kebobrokan perusahaan. Siangnya ada penyerahan award untuk peserta ter-……… Lalu pengumuman kelompok terbaik, dan sudah bisa ditebak yang menang adalah kelompok kami dari SORAK HUTAN!!!!!!yoi my man!!!

Sorenya saat yang ditunggu tiba. Saatnya penampilan parodi kami. NMCP diubah menjadi Nona Mencari Cinta Pertama. Fika sebagai Surti, Agus sebagai Tejo, lalu ada Lulu, Juno, Upe, Ika, Agatha, Mama Lisa, dan Roni sebagai figuran. Ga lupa, saya yang jadi operator multimedia. Pokoknya edun pisan lah parodinya. Saya yang jadi editornya aja sampe nggak kuat tertawa terbahak-bahak. Apalagi beberapa anak aktingnya pol-polan. Walah jadi gila-gilaan! Sampe Paul, Direktur NDI juga nggak bisa nahan ketawanya.

Sorenya kami pembagian sertifikat, foto bersama lalu makan-makan di Mang Engking!! Yoi…….makan udang galah dan udang madu lagi. Nah lho…si Fika kok sebelah gue lagi??kebetulan atau?????hue…hue…..piss ah fik…..:D Nih malem jadi gila-gilaan. Banyak kejadian ajaib terjadi. Mr Mukhtar si Jati Mas tiba2 jadi berubah “brutal” dengan berjoget edan-edanan ketika karaokean. Ada yang bilang jatuh cinta ke seseorang padahal dia udah punya anak-istri (nah lho…..kacau neh…hayoo..inget anak istri bang), ada yang menghabiskan malam terakhir bedua di kamar (ehm…..ehem…eh jangan mikir macem2 ya!! Mereka bedua cuma ngobrol bedua semaleman kok!!!!pintu kamarnya juga dibuka), atau ada yang diskusi ngalor ngidul dari mulai masalah NGO, kultur masyarakat sampai masalah kondom. Intinya malam itu masing-masing nggak mau melewatkan malam terakhir kebersamaan di NMCP 10. Paginya semua mulai kembali ke dunianya masing-masing. Beberapa langsung pulang ke rumahnya masing-masing. Beberapa lagi mampir ke kantor pusatnya di Jakarta atau jalan-jalan ke rumah kerabatnya. Btw….cerita punya cerita, pulangnya banyak yang tangis-tangisan lho…..seorang sahabat ketika di SMS bilang “begitu jg denganku, inget suasana icebreaking, coffee break, ruang makan, mini market, sofa depan lift, parodi, malem sabtu sampe jam 4 pagi…bikin sesak di hati” (kok ingetnya pas senang-senang doang ya? Materinya mana neng? udah lupa ya?:p). Yup, sedih memang berpisah setelah 2 minggu penuh kebersamaan di NMCP.
Teruntuk sahabat-sahabat di NMCP 10 : fikri my roommate yang super ajaib, adhe yang kelebihan energi dan buka praktek perdukunan ilegal (korbannya udah berapa de?), mas agus rumah perempuan yang gacul abis, kang agus garut nu kalem pisan tapi berhasil jatuhin bupatinya (kang, siap-siap jatuhin gubernur jawa barat ya!!!), riswan yang sok polos, kang asep yang cool (tiis pisan kang?), mba mun yang misterius, charles yang konyol abis, ika yang suka ngambek (ntar gue anter ke ancol deh biar lo nggak manyun lagi), mba aida yang kalem dan keibuan (kalo lahiran bilang-bilang ya mba), mama lisa yang loyal dan doyan nraktir (ditunggu proyek di kalteng-nya ya mba), pak mukhtar yang diam-diam berpikiran liar (ayano gmn pak?), Lulu sang dewa gitar (otak dibalik konyolnya parodi NMCP 10, klo nikah bilang-bilang ya), bang jason yang diam tapi ternyata konyol (inget tarian ular putihnya ya pa), pak bobby sang peneliti (we are the economics ya pak!), juno yang ternyata pol banget jadi bencong Ponds (lo masih utang kaos dan buku IGJ ya no), Sekar yang metal banget (kita obrak-abrik CSR ya kar), eva yang orang keuangan banget (gue ga akan lupa permen karbol lo!hue.he..he), roni si anak hukum (ok coy!!), mba agatha si ibu tiga anak dengan gaya ABG (jangan lupa impoten knowledge-nya mba), neng fika nu kalem dan geulis (kalo karaoke di mangga besar gmn bunyinya ka??hue..he..he..:p), Mpok Upe yang betawi abizzz dan queen coffee break (kayanya kalian jodoh pe? Mukanya mirip), teh nita nu bandung pisan (kumaha teh? Damang?upami tos lahiran, bilang2 ya), bang rizal si petani elit (persaingan kita tetap berlaku nih bang?), pa amri yang sering ketawa ga jelas, elly si ibu psikolog (untuk alumni NMCP 10 bisa terapi gratis ya bu? Kayanya banyak yang butuh terapi khusus tuh), latri yang juga ajaib (jadi akhirnya pilih siapa lat? F atau R?), dan irene yang suka takut ketauan bandelnya sm mba dian (oouw kamu ketauan…). Juga buat sahabat-sahabat panitia : mba dian (inget 123nya mba), eros the logistic man (ngaji lagi dong ros), mba mira yang betah selalu dipojok ruangan, mas remon yang suka bikin kacau dengan ide gilanya, dina si tukang poto keliling dan ilmi the operator girl. Juga buat dinda, jagoan kecilnya mba dian. Om idzma mah ga punya film monster I miss you all…………………….sampai jumpa lagi ya……. Terima kasih atas semuanya. Oh iya, kalo dapet proyek atau donor bagi-bagi ya………:D Tulisan Ini mah kenangan gue, jadi kalo ada yang kesinggung ya sorry-sorry yak!!!kalian boleh kok kasih kenangan kalian ke kita………hapunten bade aya kalepetan :D